Selasa, 19 Agustus 2014

Cave Tubing Pindul

Minggu, 7 Juli 2013
Jauh-jauh hari saya merencanakan berlibur ke Jogja. Persiapan mulai googling di internet, sampai bertanya-tanya dengan temen yang asli orang Jogja mengenai objek wisata Kota Gudeg ini. Saya ke Jogja tepat pada hari terakhir ujian akhir semester. Paginya masih disibukkan ujian di kampus dan sorenya perjalanan menuju jogja. Liburan kali ini sebagai pelipur lara rasa penat selama kuliah semester ini.

Jogja memang identik dengan kota yang memiliki objek wisata sejarah, budaya dan kawasan belanja Malioboro. Selain itu, ternyata jogja memiliki objek wisata alam yang luar biasa, salah satunya Goa Pindul di kabupaten Gunung Kidul, Kecamatan Karangmojo di Desa Bejiharjo. Goa Pindul memang goa yang berbeda dengan goa lainnya. Menelusuri goa di daratan mungkin sudah biasa, namun di Goa Pindul kita dapat menelusuri keindahan goa yang dialiri sungai bawah tanah yang jarang kita jumpai di Indonesia. Akses Goa Pindul dari malioboro, tempat penginapan saya memang cukup jauh, menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam, dengan menelusuri jalan berliku-liku dan naik turun.

Setelah sampai lokasi, pengunjung disuguhi beberapa travel, saya langsung mendaftar pada salah satu travel. Travel ini menyediakan jasa pemandu wisata dan penyewaan peralatan keamanan selama menelusuri gua, seperti ban pelampung, lifevest, headlamp. Kita tak perlu repot lagi membawa peralatan keamanan sendiri dari rumah. Tarif yang dikenakan pun cukup menjangkau kantong, sekitar Rp30.000-Rp80.000 tergantung sarana dan fasilitas yang dipilih oleh travelling.
Sebelum menelusuri gua, rombongan saya diberi penjelasan oleh pemandu wisata ditepi sungai gua. Penjelasan itu menyangkut keamanan seperti tidak boleh melepas lifevest saat berada di dalam gua, karena kondisi kedalaman gua sekitar 7-8 m. Selain itu, etika travelling yang tak boleh berkata kotor karena berada daerah rawan. Keadaan gua yang banyak binatang seperti ikan, kelelawar, burung walet dan gua terdiri dari 3 zona yaitu zona remang, gelap dan terang. Tak lupa berdoa agar diberi keselamatan dalam petualangan ini.
Penelusuran gua menggunakan ban karet, dalam posisi duduk kaki terlentang di ban. Antar peserta rombongan saling berpegangan pada tali yang sudah disediakan diban. Hal ini bertujuan agar tidak terpisah antar rombongan. Pemandu posisi didepan sendiri, menarik peserta travelling paling depan.
Memasuki Gua Pindul disuguhi oleh pemandangan stalaktit dan stalagmit yang unik dan alami. Aliran air sungai yang masih biru dan segar menambah keasrian gua. Gemercik tetesan air tiap stalaktit dan stalagmit yang mengandung kapur. Bunyi hewan-hewan penghuni gua serasa suara alam bernyanyi.
Pemandu mulai menjelaskan arti dan latar belakang arsitektur ukiran gua, seperti gapura di depan gua menandakan selamat datang bagi pengunjung. Guratan ukiran di dinding gua berbentuk sarang lebah. Bagian atap gua yang digunakan masyarakat untuk budidaya burung walet. Kristal yang menempel pada dinding gua didapatkan dari hasil proses alam yang panjang. Ada bagian dinding gua yang bisa berbunyi seperti gong pada gamelan. Cerita mitos mengenai tetesan air kapur di stalagmit dan stalagtit di tempat tertentu bila diusap pada perempuan akan cantik dan pada lelaki akan jadi perkasa. Ukiran gapura di akhir ujung gua menandakan arti selamat jalan bagi pengunjung yang menelusuri Gua Pindul, dan masih banyak lagi.
Gua pindul memiliki panjang 350 m yang terdiri dari 3 zona. Pertama, zona remang, zona ini berada saat pertama kali memasuki gua. Kedua, zona gelap, zona ini tanpa sedikit pun cahaya yang masuk dalam gua. Zona ini belum pernah disentuh cahaya matahari. Pada zona ini, ada sebuah pilar d tengah gua yang besar. Pemandu wisata memerintahkan peserta travelling untuk berhenti sejenak, karena menyampaikan amanah dari guru kunci Gua Pindul agar mematikan seluruh headlamp pada titik ini. Peserta traveller dihimbau untuk berdoa menurut keyakinan masing-masing dan memohon hajat tertentu pada yang Maha Kuasa. Pemandunya berkata, bahwa pada titik ini, kita berada di posisi tengah gua, pada dasar sungai gua terdapat cekungan seperti mangkok yang besar. Hal ini menandakan, posisi kita berada pada ciptaan tuhan yang begitu luar biasa. Maka kita patut mensyukurinya dengan berdoa, sebagai tanda mengingat pada Tuhan yang menciptakan bumi dan seluruh isinya. Ketiga, zona terang yang posisinya berada paling akhir. Pengunjung gua benar-benar di suguhi pemandangan yang eksotik. Setelah beberapa lama menelusuri gua dengan cahaya redup, tiba-tiba ada cahaya yang menakjubkan. Keindahan cahaya dari luar gua, melalui lubang atap dan pintu keluar gua yang begitu indah ini, maka dinamai cahaya dari surga oleh masyarakat sana. Apalagi mengunjungi gua disaat pukul 08:00-10:00 pencahayaannya sangat bagus.
Terakhir, petualang ini ditutup dengan bermain dengan air di sungai gua. Dinginnya air sungai yang masih bewarna biru alami menambah kenikmatan liburan kali ini. Ada pengunjung yang melompat dari tebing gua ke sungai, ada pula yang tak berenang. Tak lupa untuk mengabadikan pengalaman ini dengan berfoto. Benar-benar liburan yang menyenangkan.