Minggu, 7 Juli 2013

Jogja memang identik dengan kota yang
memiliki objek wisata sejarah, budaya dan kawasan belanja Malioboro. Selain
itu, ternyata jogja memiliki objek wisata alam yang luar biasa, salah satunya
Goa Pindul di kabupaten Gunung Kidul, Kecamatan Karangmojo di Desa Bejiharjo.
Goa Pindul memang goa yang berbeda dengan goa lainnya. Menelusuri goa di daratan
mungkin sudah biasa, namun di Goa Pindul kita dapat menelusuri keindahan goa
yang dialiri sungai bawah tanah yang jarang kita jumpai di Indonesia. Akses Goa
Pindul dari malioboro, tempat penginapan saya memang cukup jauh, menghabiskan
waktu kurang lebih 2 jam, dengan menelusuri jalan berliku-liku dan naik turun.
Setelah sampai lokasi, pengunjung
disuguhi beberapa travel, saya langsung mendaftar pada salah satu travel.
Travel ini menyediakan jasa pemandu wisata dan penyewaan peralatan keamanan
selama menelusuri gua, seperti ban pelampung, lifevest, headlamp. Kita tak
perlu repot lagi membawa peralatan keamanan sendiri dari rumah. Tarif yang
dikenakan pun cukup menjangkau kantong, sekitar Rp30.000-Rp80.000 tergantung
sarana dan fasilitas yang dipilih oleh travelling.
Sebelum menelusuri gua, rombongan
saya diberi penjelasan oleh pemandu wisata ditepi sungai gua. Penjelasan itu
menyangkut keamanan seperti tidak boleh melepas lifevest saat berada di dalam
gua, karena kondisi kedalaman gua sekitar 7-8 m. Selain itu, etika travelling
yang tak boleh berkata kotor karena berada daerah rawan. Keadaan gua yang
banyak binatang seperti ikan, kelelawar, burung walet dan gua terdiri dari 3
zona yaitu zona remang, gelap dan terang. Tak lupa berdoa agar diberi keselamatan
dalam petualangan ini.
Penelusuran gua menggunakan ban
karet, dalam posisi duduk kaki terlentang di ban. Antar peserta rombongan
saling berpegangan pada tali yang sudah disediakan diban. Hal ini bertujuan
agar tidak terpisah antar rombongan. Pemandu posisi didepan sendiri, menarik
peserta travelling paling depan.
Memasuki Gua Pindul disuguhi oleh
pemandangan stalaktit dan stalagmit yang unik dan alami. Aliran air sungai yang
masih biru dan segar menambah keasrian gua. Gemercik tetesan air tiap stalaktit
dan stalagmit yang mengandung kapur. Bunyi hewan-hewan penghuni gua serasa
suara alam bernyanyi.
Pemandu mulai menjelaskan arti dan
latar belakang arsitektur ukiran gua, seperti gapura di depan gua menandakan
selamat datang bagi pengunjung. Guratan ukiran di dinding gua berbentuk sarang
lebah. Bagian atap gua yang digunakan masyarakat untuk budidaya burung walet.
Kristal yang menempel pada dinding gua didapatkan dari hasil proses alam yang
panjang. Ada bagian dinding gua yang bisa berbunyi seperti gong pada gamelan.
Cerita mitos mengenai tetesan air kapur di stalagmit dan stalagtit di tempat
tertentu bila diusap pada perempuan akan cantik dan pada lelaki akan jadi
perkasa. Ukiran gapura di akhir ujung gua menandakan arti selamat jalan bagi
pengunjung yang menelusuri Gua Pindul, dan masih banyak lagi.
Gua pindul memiliki panjang 350 m
yang terdiri dari 3 zona. Pertama, zona remang, zona
ini berada saat pertama kali memasuki gua. Kedua, zona gelap, zona
ini tanpa sedikit pun cahaya yang masuk dalam gua. Zona ini belum pernah
disentuh cahaya matahari. Pada zona ini, ada sebuah pilar d tengah gua yang
besar. Pemandu wisata memerintahkan peserta travelling untuk berhenti sejenak,
karena menyampaikan amanah dari guru kunci Gua Pindul agar mematikan seluruh
headlamp pada titik ini. Peserta traveller dihimbau untuk berdoa menurut
keyakinan masing-masing dan memohon hajat tertentu pada yang Maha Kuasa.
Pemandunya berkata, bahwa pada titik ini, kita berada di posisi tengah gua,
pada dasar sungai gua terdapat cekungan seperti mangkok yang besar. Hal ini
menandakan, posisi kita berada pada ciptaan tuhan yang begitu luar biasa. Maka
kita patut mensyukurinya dengan berdoa, sebagai tanda mengingat pada Tuhan yang
menciptakan bumi dan seluruh isinya. Ketiga, zona terang yang posisinya
berada paling akhir. Pengunjung gua benar-benar di suguhi pemandangan yang
eksotik. Setelah beberapa lama menelusuri gua dengan cahaya redup, tiba-tiba
ada cahaya yang menakjubkan. Keindahan cahaya dari luar gua, melalui lubang
atap dan pintu keluar gua yang begitu indah ini, maka dinamai cahaya dari surga
oleh masyarakat sana. Apalagi mengunjungi gua disaat pukul 08:00-10:00
pencahayaannya sangat bagus.
Terakhir, petualang ini ditutup
dengan bermain dengan air di sungai gua. Dinginnya air sungai yang masih
bewarna biru alami menambah kenikmatan liburan kali ini. Ada pengunjung yang
melompat dari tebing gua ke sungai, ada pula yang tak berenang. Tak lupa untuk
mengabadikan pengalaman ini dengan berfoto. Benar-benar liburan yang
menyenangkan.