Kamis, 24 Juli 2014

my Journey

Ketika perjalanan diniatkan untuk tadabbur alam, maka perjalanan itu akan membawa hikmah bila kita sebagai hambanya selalu mensyukuri nikmatNya atas kebesaran tuhan yang diletakkan di muka bumi ini.

Senin, 14 Juli 2014

backpacker-an di negeri tetangga

Pertama memang sulit dilupakan, rupanya itulah yang dialami saya. Tanggal 8 - 11 Mei 2014 kemarin adalah pengalaman pertama bagi saya melakukan perjalanan di luar negri secara backpacker-an. Berawal dari promo tiket maskapai penerbangan murah Surabaya-Malaysia yang membuat kami tergiur untuk mengeksplor Negri Jiran. Kami pergi  kesana sengaja  tanpa menggunakan jasa agen travel, karena lebih mengurangi budget yang dikeluarkan dan menambah pengalaman berpergian di luar negri secara independent. Jauh-jauh hari kami  telah mencari informasi sebanyak mungkin didunia maya mengenai tempat wisata disana, sehingga perjalanan kami lebih matang dan terencana. Pada 2009 silam, saya juga pernah ke Kuala Lumpur dalam rangka pertukaran pelajar selama 30 hari, sehingga sudah mengenal atmosfir disana. Kuala Lumpur juga telah menyediakan transportasi massa berupa kereta (MRT, LRT, KLIA, Monorail)  yang telah terintergrasi dengan tempat-tempat wisata, sehingga mempermudah perjalanan kami.


Hari pertama, jam 6 pagi penerbangan  dari Surabaya menuju Malaysia. Pesawat kami landing dibandara LCCT (Low Cost Carrie Terminal), Sepang, Malaysia pukul 09.00. Perbedaan waktu antara Surabaya dan Malaysia selisih 1 jam. Perjalanan kami masih belum selesai, dari bandara LCCT di Sepang masih harus menuju Kuala Lumpur yang berjarak sekitar 60km. Perjalanan selanjutnya kami memilih menggunakan bus yang menghabiskan waktu  perjalanan sekitar 1,5 jam. Sepanjang jalan tol bandara di suguhi oleh pemandangan perkebunan kelapa sawit yang berjajar-jajar. Benar-benar sangat memanjakan mata.     


Schedule hari pertama kami hanya mengunjungi tempat terdekat dari penginapan kami di daerah Bukit Bintang, yaitu Central Market/Pasar Seni. Pasar tersebut terletak di jalan Hang Katsuri tepian Sungai Klang bersebelahan bangunan Pos Malaysia. Pada pintu utama Pasar Seni terdapat pusat informasi turis, kami langsung singgah terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengambil brosur yang berisi informasi peta jalan, peta kereta dan tempat wisata-wisata  lainnya di Malaysia. Setiap berpergian ke tempat mana pun pusat informasi turis wajib untuk di kunjungi, terutama bagi yang berpergian tanpa menggunakan jasa agen travel.    


Memasuki Pasar Seni serasa kembali pada zaman era lama, pasar tersebut menyajikan konsep tradisonal yang kental. Pasar yang bangunan depannya kombinasi warna putih biru itu merupakan pusat kerajinan dan seni yang terdiri dari 2 laintai. Lantai pertama banyak ditemukan barang-barang kerajinan dan seni, sedangkan lantai kedua didominasi penjual busana adat, kaos dan food court. Harga yang ditawarkan pun cukup murah, jangan lupa di pasar yang bangunannya berkonsep heritage itu berlaku hukum tawar menawar. Pada bagian belakang bangunan Pasar seni juga banyak ditemukan pedagang yang menjual lukisan, sangat cocok yang gemar seni rupa lukis.      


Setelah puas belanja, kami mengunjungi Masjid Jame’ yang lokasinya sangat dekat dengan Pasar Seni, cukup berjalan kaki menuju ke sana. Masjid yang dibangunan pada tahun 1909 itu konon masjid tertua di Kuala Lumpur. Masjid Jame’ dibangun oleh pedagang-pedagang Islam berasal dari India di persimpangan Sungai Klang dan Sungai Gombak, pada zaman penjajahan Britania. Masjid Jame’ memiliki khas arsitektur yang unik, yaitu bertema gaya campuran ala Timur tengah, Spanyol, India dan Turki. Hampir sebagian area masjid dikelilingi kolam dengan air mancur yang menambah kesejukan ditengah hawa KL (Kuala Lumpur) yang panas. Disebelah masjid juga ada Bazar, yaitu kawasan belanja kaki lima yang banyak menjual serba-serbi barang khas India. Disana tersedia mulai baju khas India hingga DVD film India. Banyak dijumpai orang India lalu lalang di area sana. Tak ketinggalan aroma dupa India sangat menyengat dimana-mana, tak heran bila kawasan ini disebut Little India-nya Kuala Lumpur. Tempat  iu termasuk dalam kawasan strategis pusat kota Kuala Lumpur yang aksesnya mudah dijangkau oleh statiun kereta. Jadi, sangat disayangkan bila di KL tak berkunjung dikawasan ini.     


Menjelang malam, kami sudah tak sabar untuk melihat menara kembar yang menjadi ikon Malaysia. Mengunjungi Menara Petronas menjadi hal yang wajib bila berkunjung di KL, karena terasa kurang lengkap bila tak mengunjungi bangunan kebanggaan warga Malaysia. Tinggi menara itu mencapai 452 meter, pada lantai dasar menara terdapat pusat perbelanjaan mewah yaitu Suria KLCC. Hampir seluruh merk barang-barang terkenal di dunia ada di sana. Menara itu juga dilengkapi sky bridge disisi tengah antara 2 menara tepat pada lantai 41 dan 42. Menara Kembar itu pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada tahun 1998, sebelum dibangun Burj Khalifa Dubai. Gelapnya langit mempermegah bangunan Petronas yang bercahaya dan menjulang tinggi. Malam itu kami habiskan untuk duduk-duduk santai bersama dibawah menara,  sambil menikmati Nasi Lemak. Mengunjungi suatu tempat  tanpa merasakan kuliner daerah tersebut terasa hampa. Hampir seluruh pejuru Kuala Lumpur, nasi lemak selalu tersedia di pedagang kaki lima hingga restaurant bintang lima. Nasi lemak terdiri dari nasi yang dimasak dengan santan, bumbu bewarna merah dan ikan teri.     


Hari kedua, kami mengunjungi Batu Cave yang lokasinya terletak di Selangor. Tempat wisata itu dari Kuala Lumpur berjarak sekitar 13 km. Batu Cave adalah tempat wisata ibadah umat Hindu di Malaysia yang letaknya 120 meter diatas permukaan air laut. Wisata ini sangat menarik dikunjungi turis, karena ada patung raksasa bewarna emas mencolok. Patung tersebut ialah Dewa Murugan, yang tingginya mencapai 42 meter. Patung tersebut merupakan patung Murugan yang diklaim tertinggi di dunia.  Hal menarik lainnya di tempat wisata ini juga terdapat kuil-kuil Hindu di dalam gua. Batu Cave terdapat 3 gua utama dan beberapa gua kecil, yang dapat diakses dengan menaiki anak tangga yang jumlahnya 272 anak tangga.  Siapkan fisik yang sehat dan bekal minuman selama perjalanan mendaki ke atas.  Jangan sampai memaksa fisik yang tak kuat untuk naik ke atas, karena memang butuh tenaga yang banyak. Pengunjung yang naik ke atas akan menjumpai monyet-monyet yang berkeliaran, sehingga harus menjaga super hati-hati barang bawaannya agar tidak di ambil monyet.  Lelahnya mendaki ke atas terbayar dengan melihat pemandangan Negara Malaysia dari atas dan kuil-kuil dalam gua yang sangat eksotis. Di dalam gua akan menemukan banyak kelelawar berterbangan dan laba-laba yang menempel didinding gua. Sangat ekstrim memang. Memasuki kawasan wisata ini tidak dikenakan biaya sepeser pun, alias gratis. 

                                                                                                                                   

Perjalanan selanjutnya, dilanjutkan menuju Menara KL (Kuala Lumpur). Menara ini termasuk landmark ibukota Malaysia yang terletak di dalam kawasan Hutan Simpang Bukit Nanas seluas 9.37 hektar. Menara KL digunakan sebagai pemancar komunikasi yang di klaim tertinggi ke 7 di dunia. Pengunjung yang hendak naik ke atas menara dikenakan tarif sebesar 33 RM. Panjang menara  sebesar 421 meter lebih pendek dibanding dengan menara kembar Petronas. Setelah sampai puncak akan melihat seluruh gedung pencakar langit di Malaysia yang menjulang tinggi. Uniknya, saat berada diatas akan melihat menara Petronas yang posisinya lebih pendek dari Menara KL. faktanya,  menara Petronas panjangnya jauh lebih tinggi. Alasannya, Menara KL lebih tinggi karena dibangun diatas perbukitan yang letaknya di pusat kota Kuala Lumpur. Di menara KL juga menyediakan teropong-teropong yang bisa digunakan untuk melihat lebih dekat pemandangan kota KL.     


Malam harinya kami menelusuri kawasan Pecinan di Kuala Lumpur yang sering disebut ChinaTown. Kawasan ini berada di Jalan Petaling yang letaknya di pinggir jalan raya. ChinaTown merupakan pusat perdagangan khususnya bagi warga Cina. Pedagang di pasar ChinaTown banyak menjajakan barang berbau etnik Cina,  souvenir, miniature dan barang-barang bermerk palsu. Harga yang yang ditawarkan pedagang memang cukup mahal,  jangan lupa untuk menawar untuk mendapat harga yang murah. Pasar yang berkonsep kaki lima ini pada malam hari terasa romantis, lampion khas Cina menyala dengan remang-remang. Mengunjungi ChinaTown sangat direkomendasikan pada malam hari, karena pedagang yang berjualan lebih banyak dan merasan keramaian pasar. Disana juga bisa berwisata kuliner,  khususnya pecinta chinesfood. Bagi wisatawan muslim harus hati-hati untuk membeli makanan disana, karena mayoritas makanan yang dijual terdapat daging babinya.    


Hari ketiganya, kami mengunjungi Putrajaya. Berawal dari berita di televisi yang sering menampilkan kesuksesan Malaysia membuat pusat adminitrasi baru di Putrajaya, membuat kami ingin mengunjungi kesana. Dulu ibukota sekaligus pusat adminitrasi Malasysia terletak di Kuala Lumpur. Pada tahun1995 Putrajaya mulai dirancang untuk menjadi kota baru yang menjadi pusat adminitrasi kerajaan persekutuan Malaysia. Mengingat pertambahan penduduk Malaysia yang semakin banyak, sehingga Kuala Lumpur semakin padat. Hal ini yang menyebabkan Malaysia melakukan pindah pusat adminitrasinya. Menuju Putrajaya dari Kuala Lumpur memakan waktu 1 jam dengan jarak sekitar 30km. Apabila dari bandara LCCT Sepang  hanya berjarak 15km. Nama Putrajaya sendiri diambil dari pendana mentri pertama Malaysia yaitu TunAbdul Rahman Putra, sedangkan kata Jaya diartikan sukses selalu.Malaysia sangat pintar mengelolah pusat perkantoran tersebut, dengan memasukkan unsur wisata. Pemerintah Malaysia telah menyediakan tour mengelilingi kompleks Putrajaya dengan membayar sebesar 1RM dan menunjukkan paspor di pusat informasi turis stasiun kereta Putrajaya. Cukup murah kan, dengan 1RM bisa melihat seluruh komplek Putrajaya seharian. Pengunjung Putrajaya mengikuti tour keliling dengan menggunakan bus yang didampingi pemandu wisata. Selama perjalanan, pemandu akan menceritakan dan menjelaskan tempat-tempat di PutraJaya. Turis yang datang ke sana dijamin tak akan bosan. Gedung-gedung yang berada  pada komplek Putrajaya memiliki berkonsep arsitektur Islam seperti di Timur Tengah. Selain gedung-gedung yang unik, pengunjung Putrajaya juga disuguhi taman, danau, jembatan hingga masjid terapung.      


Malam terakhir di Malaysia, kami mendapat undangan dinner dari orang tua asuh saya saat pertukaran pelajar tahun 2009 silam. Benar-benar penutup perjalanan yang istimewa. Keesokan harinya, kami harus meninggalkan Malaysia dan kembali ke tanah air tercinta.



Pasar Seni-Central Market
Masjid Jame'
Batu Cave
pure umat Hindu