Kamis, 04 April 2013

DIMANA KAU SAKINAH?


Kata sakinah mungkin sudah tak asing lagi terdengar bukan?. Seringkali kita mengucapkan ucapan pernikahan “semoga kalian berdua menjadi keluarga sakinah” sudah sering kita lontarkan. Kata sakinah pada dasarnya memiliki arti ketenangan. Setiap insan membutuhkan ketenangan jiwa ditengah pudarnya nilai-nilai kemanusian. Terutama kaum hawa sebagai makhluk yang mulia, ketenangan seharusnya menghiasi hidupnya. Itu semua agar para wanita menjadi sosok wanita soleh yang didambakan surga. Allahumma amien.
Ditengah zaman yang sudah banyak dihiasi kepalsuan, kehancuran dan kedustaan. Korupsi yang merajalela, politik yang suap menyuap dan perekonomian yang berantakan. Itu semua yang terpancar di republik ini. Rasanya tak ada malu sedikitpun untuk melakukan perbuatan yang dilarang Tuhan. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin ditindas. Tak ada sedikit pun nilai-nilai agama yang timbul pada nurani masyarakat. Apabila tidak ingin masuk dalam jalan yang salah ini, maka ambilah jalan tuhan yang penuh hikmah. Kobarkan semangat berperilaku yang sesuai dengan syariat, berbagilah sesama dan upayakan perbaikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sehingga tercipta ketenangan ditengah rapuhnya semangat ketuhanan dimasyarakat.
Menipisnya kesadaran ketuhanan akan lahir keangkuhan yang dapat menimbulkan. menjatuhkan antar sesama. Tak heran berita-berita di media banyak menyorot wakil-wakil rakyat yang menjatuhkan sesama agar menduduki posisi yang lebih tinggi. Apabila sudah menduduki posisi yang tinggi tak segan-segannya melakukan korupsi agar berlimpah harta. Naudzubillah. Hal inilah yang menimbulkan ketenangan yang menjadi harapan manusia pudar. Dengan mengemban sifat-sifat buruk hidup akan berjalan tanpa arah dan mengambang.
Untuk mengatasi keadaan carut-marut maka sakinah (ketenangan) sangat menentukan kepribadian seseorang. Apabila sakinah sudah didapat maka akan tercipta kepribadian yang kuat dan selanjutnya akan terelasisasi dengan perilaku santun. Ketenangan juga mampu berpeluang menimbulkan rasa percaya diri dan optimisme memandang masa depan yang cerah. Tapi sebaliknya, apabila sakinah tidak didapat tata krama kita tidak akan sesuai dengan nilai-nilai yang disepakati. Selain itu kegelisahan menghiasi hidup sehingga tak dapat menciptakan perilaku yang rasional. Itu yang menyebabkan bertindak seenaknya sendiri dan datanglah kesengsaraan dalam hidup.
Ketidakhadiran sakinah pada sanubari biasanya diisi oleh sebagian masyarakat dengan hiburan. Tak heran hiburan yang menjadi konsumsi publik seperti konser, disko, party, minuman keras dan sebagainya menjadi meluas. Tapi alhasil, masih saja ketidaktenangan jiwa tetap hadir. Kita bisa melihat secara nyata banyaknya kasus bunuh diri yang semakin tahun meningkat. Bunuh diri adalah contoh dari ketidakhadiran sakinah dalam hidup. Jadi korelasi antara hiburan dan ketidaktenangan jiwa tak sepadan. Jadi pada intinya zaman sekarang mudah sekali mencari hiburan tapi susah untuk mendapatkan sakinah. Dimana kau sakinah?
Sejalan dengan firman Allah, “Dialah Allah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka (yang telah ada). Dan, kepunyaan Allah lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.(QS.48:4)
Bedasarkan ayat surat diatas menunjukkan sakinah dapat meningkatkan keimanan seseorang. Untuk mendapatkan sakinah mantapkan keimanan kita, karena sakinah adalah buah dari iman. Ketahuilah bahwasanya Allah menurunkan sakinah atau ketenangan jiwa kepada Rasul dan umat mukmin lainnya mencangkup 3 makna yaitu :
Pertama, sakinah sebagai cahaya. cahaya memiliki sinar yang terang. Apabila sakinah hadir di kalbu sehingga tercipta kehormatan, kemuliaan antar sesama. Selain itu kehadiran sakinah seseorang akan mampu membedakan anatara yang baik dan buruk, sehingga tidak akan terjerumus pada jurang penyesatan. Cahaya sakinah juga dapat merasakan nikmatnya akan manisnya iman. Sehingga rasa spritual yang tinggi akan menjadi alat mengendalikan dari perbuatan-perbuatan yang dilarang syariah islam.
Kedua, sakinah sebagai kekuatan. Kekuatan disini yang dimaksud akan kedatangan sakinah melahirkan sifat jujur dan tulus. Kedua sifat tersebuat adalah kunci dalam setiap melaukukan sesuatu. Apabila jujur maka kita akan dipercaya orang disekeliling kita sehingga hidup kita dimasyarakat akan dipercayai menjadi orang yang amanah. Apabila kita melakukan tindakan apa saja dari yang kecil hingga besar dengan tulus maka Allah akan memberikan kemelimpahan nikmat. Jadi, jujur dan tulus menjadi kekuatan hidup kita, apabila kita telah melaksanakan tersebut maka hidup kita akan terasa tenang dan sebaliknya kegelisahan yang justru akan menimpa hidup kita.
Ketiga, sakinah sebagai roh. Roh dalam sakinah memiliki arti dapat mengantarkan manusia menjadi makhluk yang memiliki kesadaran hidup yang tinggi. Kesadaran itu yang akan menjadi benteng pertahanan dalam menentukan tindakan kita. Apabila kesadaran kita tinggi makan pikiran pun jernih dan kalbu akan menembus nurillahi yang dapat meningggalkan kelalaian, kedengkian dan menyakiti hati orang lain.
Jadi, sakinah tidak akan hadir pada seseorang yang bertingkah laku yang tidak sesuai dengan ketetapan sang Khaliq, karena sakinah yang merupakan ketenangan jiwa hanya dimiliki orang yang soleh dan solehah. Hal itu karena orang saleh dan salehah yang mampu memanajemen qalbu sesuai dengan skenario Al-Quran dan Al-Hadits. Yang diawali dengan iman dan dilanjutkan dengan perbuatan yang benar. Kesesuaian tingkah laku pada pedoman umat islam itulah yang akan membangun karakter yang tangguh. Menjalankan hidup dengan iklas dan ridho. Hidup pun tidak akan terasa kebingungan dan penuh rasa optimisme.

Artikel ini pernah diikudsertakan pada kompetisi yang diadakan fsmmft UNDIP

Tidak ada komentar: