Kata sakinah mungkin sudah tak asing lagi terdengar
bukan?. Seringkali kita mengucapkan ucapan pernikahan “semoga kalian
berdua menjadi keluarga sakinah” sudah sering kita lontarkan. Kata
sakinah pada dasarnya memiliki arti ketenangan. Setiap insan membutuhkan
ketenangan jiwa ditengah pudarnya nilai-nilai kemanusian. Terutama kaum
hawa sebagai makhluk yang mulia, ketenangan seharusnya menghiasi hidupnya.
Itu semua agar para wanita menjadi sosok wanita soleh yang didambakan
surga. Allahumma amien.
Ditengah zaman yang sudah banyak dihiasi kepalsuan,
kehancuran dan kedustaan. Korupsi yang merajalela, politik yang suap
menyuap dan perekonomian yang berantakan. Itu semua yang terpancar di
republik ini. Rasanya tak ada malu sedikitpun untuk melakukan perbuatan
yang dilarang Tuhan. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
ditindas. Tak ada sedikit pun nilai-nilai agama yang timbul pada nurani
masyarakat. Apabila tidak ingin masuk dalam jalan yang salah ini, maka
ambilah jalan tuhan yang penuh hikmah. Kobarkan semangat berperilaku
yang sesuai dengan syariat, berbagilah sesama dan upayakan perbaikan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan sehingga tercipta ketenangan
ditengah rapuhnya semangat ketuhanan dimasyarakat.
Menipisnya kesadaran ketuhanan akan lahir keangkuhan
yang dapat menimbulkan. menjatuhkan antar sesama. Tak heran berita-berita
di media banyak menyorot wakil-wakil rakyat yang menjatuhkan sesama
agar menduduki posisi yang lebih tinggi. Apabila sudah menduduki posisi
yang tinggi tak segan-segannya melakukan korupsi agar berlimpah harta.
Naudzubillah. Hal inilah yang menimbulkan ketenangan yang menjadi harapan
manusia pudar. Dengan mengemban sifat-sifat buruk hidup akan berjalan
tanpa arah dan mengambang.
Untuk mengatasi keadaan carut-marut maka sakinah
(ketenangan) sangat menentukan kepribadian seseorang. Apabila sakinah
sudah didapat maka akan tercipta kepribadian yang kuat dan selanjutnya
akan terelasisasi dengan perilaku santun. Ketenangan juga mampu berpeluang
menimbulkan rasa percaya diri dan optimisme memandang masa depan yang
cerah. Tapi sebaliknya, apabila sakinah tidak didapat tata krama kita
tidak akan sesuai dengan nilai-nilai yang disepakati. Selain itu kegelisahan
menghiasi hidup sehingga tak dapat menciptakan perilaku yang rasional.
Itu yang menyebabkan bertindak seenaknya sendiri dan datanglah kesengsaraan
dalam hidup.
Ketidakhadiran sakinah pada sanubari biasanya diisi
oleh sebagian masyarakat dengan hiburan. Tak heran hiburan yang menjadi
konsumsi publik seperti konser, disko, party, minuman keras dan sebagainya
menjadi meluas. Tapi alhasil, masih saja ketidaktenangan jiwa tetap
hadir. Kita bisa melihat secara nyata banyaknya kasus bunuh diri yang
semakin tahun meningkat. Bunuh diri adalah contoh dari ketidakhadiran
sakinah dalam hidup. Jadi korelasi antara hiburan dan ketidaktenangan
jiwa tak sepadan. Jadi pada intinya zaman sekarang mudah sekali mencari
hiburan tapi susah untuk mendapatkan sakinah. Dimana kau sakinah?
Sejalan dengan firman Allah, “Dialah Allah yang
telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka (yang telah ada).
Dan, kepunyaan Allah lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah maha
mengetahui lagi maha bijaksana”.(QS.48:4)
Bedasarkan ayat surat diatas menunjukkan sakinah
dapat meningkatkan keimanan seseorang. Untuk mendapatkan sakinah mantapkan
keimanan kita, karena sakinah adalah buah dari iman. Ketahuilah bahwasanya
Allah menurunkan sakinah atau ketenangan jiwa kepada Rasul dan umat
mukmin lainnya mencangkup 3 makna yaitu :
Pertama, sakinah sebagai cahaya. cahaya memiliki sinar yang terang. Apabila sakinah
hadir di kalbu sehingga tercipta kehormatan, kemuliaan antar sesama.
Selain itu kehadiran sakinah seseorang akan mampu membedakan anatara
yang baik dan buruk, sehingga tidak akan terjerumus pada jurang penyesatan.
Cahaya sakinah juga dapat merasakan nikmatnya akan manisnya iman. Sehingga
rasa spritual yang tinggi akan menjadi alat mengendalikan dari perbuatan-perbuatan
yang dilarang syariah islam.
Kedua, sakinah sebagai kekuatan. Kekuatan disini yang dimaksud akan kedatangan sakinah
melahirkan sifat jujur dan tulus. Kedua sifat tersebuat adalah kunci
dalam setiap melaukukan sesuatu. Apabila jujur maka kita akan dipercaya
orang disekeliling kita sehingga hidup kita dimasyarakat akan dipercayai
menjadi orang yang amanah. Apabila kita melakukan tindakan apa saja
dari yang kecil hingga besar dengan tulus maka Allah akan memberikan
kemelimpahan nikmat. Jadi, jujur dan tulus menjadi kekuatan hidup kita,
apabila kita telah melaksanakan tersebut maka hidup kita akan terasa
tenang dan sebaliknya kegelisahan yang justru akan menimpa hidup kita.
Ketiga, sakinah sebagai roh. Roh dalam sakinah memiliki arti dapat mengantarkan
manusia menjadi makhluk yang memiliki kesadaran hidup yang tinggi. Kesadaran
itu yang akan menjadi benteng pertahanan dalam menentukan tindakan kita.
Apabila kesadaran kita tinggi makan pikiran pun jernih dan kalbu akan
menembus nurillahi yang dapat meningggalkan kelalaian, kedengkian dan
menyakiti hati orang lain.
Jadi, sakinah tidak akan hadir pada seseorang yang
bertingkah laku yang tidak sesuai dengan ketetapan sang Khaliq, karena
sakinah yang merupakan ketenangan jiwa hanya dimiliki orang yang soleh
dan solehah. Hal itu karena orang saleh dan salehah yang mampu memanajemen
qalbu sesuai dengan skenario Al-Quran dan Al-Hadits. Yang diawali dengan
iman dan dilanjutkan dengan perbuatan yang benar. Kesesuaian tingkah
laku pada pedoman umat islam itulah yang akan membangun karakter yang
tangguh. Menjalankan hidup dengan iklas dan ridho. Hidup pun tidak akan
terasa kebingungan dan penuh rasa optimisme.
Artikel ini pernah diikudsertakan pada kompetisi yang diadakan fsmmft UNDIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar